Pertemuan 3 "TEORI PERILAKU KONSUMEN"
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Nama : Erneisha Adiesti Septanaya
NIM : 222010200166
Dosen Pengampu : Tofan Tri Nugroho, SE., MM
Prodi : Manajemen
Fakultas : Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial
Univ : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
1. Pendekatan Marginal Utility (MU)RUMUS MARGINAL UTILITY : ΔTU/ΔQ Keterangan: ΔTU = Perubahan tingkat kepuasan dari penambahan unit barang yang dikonsumsi.
Variabel ini bisa dicari dengan cara mengurangi TU2 dengan TU1. ΔQ = Perubahan jumlah produk yang dikonsumsi. Variabel ini bisa dicari dengan cara
mengurangi Q2 dengan Q1. 1.1 Asumsi Pendekatan Marginal Utility Kardinal (Cardinal Utility/Marginal Utility) Kardinal pada utilitas adalah metode pendekatan atas manfaat atau kegunaan yang tidak dapat diukur, namun bisa dibandingkan antara satu produk dengan lainnya. Sifat metode pendekatan cardinal utilitas adalah kualitatif. Misalnya adalah keputusan seseorang dalam mengonsumsi suatu barang didasarkan pada perbandingan antara manfaat yang diperoleh (kegunaan) dengan biaya yang harus dikeluarkan. Ada banyak kesulitan dalam mengukur utilitas secara numerik, karena nilai utilitas yang diperoleh konsumen dari suatu barang atau jasa tergantung pada banyak faktor. 1.2 Nilai Guna, Nilai Guna Total dan Nilai Guna MarjinalDi dalam ekonomi kepuasan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang barang dinamaan nilai guna atau utility. Jika kepuasan semakin tinggi maka semakin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan anatara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. 1.3 Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan Teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebutlah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Teori Permintaan adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa harga dipengaruhi oleh permintaan. Oleh karena itu, teori tersebut berasumsi bahwa ketika permintaan di pasar naik, maka harga barang pun akan ikut naik. Tetapi, jika permintaan turun, maka harga pun akan ikut turun. 1.4 Surplus KonsumenSurplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang seseorang ingin membayar (willing to pay) atas suatu barang dengan harga barang tersebut saat ini dipasar. Jumlah yang seseorang ingin membayar menunjukkan harga yang konsumen mau/bersedia membayar untuk suatu barang. Harga pasar menunjukkan harga yang harus dibayar untuk membeli barang tersebut. Dengan demikian, surplus konsumen adalah perbedaan/selisih dari harga yang bersedia dibayar oleh konsumen dengan harga yang harus dibayarkan untuk membeli barang. Rumus surplus konsumen adalah Surplus Konsumen = (1/2) x Qe x ΔP Ket : Qe: kuantitas permintaan pada titik ekuilibrium ΔP: Pmax – Pe Pmax: harga yang bersedia dibayarkan konsumen Pe: harga pada ekuilibrium, di mana permintaan dan penawaran sama. 2. PENDEKATAN DIFFERENCE CURVE(Indifference Curve) : bertitik tolak pada anggapan bahwa tingkat kepuasan konsumen dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah ( utiliti yang bersifat ordinal). 2.1 Asumsi Pendekatan Difference Curve Ordinal (Ordinal Utility/Indiffrence Curve) Berbanding terbalik dengan kardinal, pendekatan ordinal pada utilitas adalah metode pendekatan terhadap manfaat yang bisa diukur melalui angka secara sistematis sehingga sifatnya kuantitatif. Pendekatan ini dapat diukur dari kemampuan konsumen mengurutkan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang atau jasa. Ciri ciri Indifference curve (IC) : 1) Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi). 2) Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution). 3) Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda. Garis anggaran pengeluaran. Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumsi konsumen untuk memperoleh brang-barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Dalam gambaran itu belum ditunjukan sampai di mana kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barang-barang tersebut. Didalam kenyataannya,konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya, sebab ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Akibat Perubahan Harga dan Perubahan Pendapatan Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titik- titik pada kurva PPC, menggambarkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga. Sedangkan untuk perubahan pendapatan Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi. Kepuasan Total Maksimum Salah satu cara agar kepuasan konsumen dapat tercapai adalah dengan meningkatkan pelayanan. Menurut Tse dan Wilton dalam lupiyoadi (2004: 349) kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.Dalam menentukan standar kepuasan pihak perusahaan pembuat produk atau pembentuk jasa hanya akan mampu memperkirakan, mereka-reka dan mencoba mengarahkan produk barang atau jasanya kearah kepuasan konsumen berdasarkan tanggapan pelanggan dimasalalu yang didapat dari hasil riset atau penelitian. Pelaksanaan penelitian kepuasan pelanggan biasanya ditujukan untuk meneliti tingkat kepuasan pelanggan (Basta, 2004), antara lain : 1. Mengukur kepuasan pelanggan atas kemudahan didapatnya barang atau jasa (menyangkut kelancaran distribusi atau penyebaran). 2. Mengukur kepuasan pelanggan melalui kualitas barang atau jasa. 3. Mengukur kepuasan pelanggan melalui nilai barang atau jasa. 4. Mengukur kepuasan berdasaran keyakinan pelanggan atas produk yang digunakan dibandingkan dengan produk lainnya. Faktor- faktor Yang Mendorong Kepuasan Pelanggan a) Kualitas produk atau jasa, biasanya pelanggan puas setelah menggunakan produk atau jasa tersebut, yang kualitas produknya baik. b) Harga, untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi. c) Service quality, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas pelayanan merupakan driver yang mempunyai banyak dimensi. d) Emotional faktor, pelanggan akan merasa puas karena adanya emotional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut. e) Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien, dalam mendapatkan produk atau pelayanan. |
Komentar
Posting Komentar